Selasa, 27 Oktober 2009

AYAT-AYAT FILOSOFIS PENDIDIKAN

2.1 PENGERTIAN AYAT- AYAT FILOSOFIS DAN PENDIDIKAN
Pengertian ayat secara etimologi berarti tanda ,urusan yang mengherankan dan mukjizat. Sedangkan menurut Manna Al-qathan mendefinisikan ayat sebagai sejumlah tanda yang terdiri dari kalam Allah yang terhimpun atau bernaung dalam suatu surat dalam Al-Qur’an
Istilah pendidikan dalam konteks Islam lebih banyak dikenal dengan menggunakan term at- tarbiyah,at-ta’dib, at-ta’lim dan ar- riyadloh. Setiap term tersebut mempunyai makna yang berbeda karena perbedaan teks dan konteks kalimatnya,walaupun dalam, hal- hal tertentu term–term tersebut mempunyai kesamaan makna. Secara Etimologi pendidikan dalam perspektif Islam diidentikkan dengan attarbiyah yang berarti yarubbuIstilah itu berasal dari tiga akar kata yaitu; 1) raba bertambah dan tumbuh; 2) rabiya yarba yang berarti menjadi besar; 3) rabba yarubbu yang berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga dan memelihara.
At Tarbiyah secara etimologi juga identik dengan kata rabbani. Dalam Al Qur,an Ali Imran: 79 dan 146 disebutkan kata rabbaniyah (bentuk jama’ dari kata rabbani) yang memiliki makna orang-orang yang sempurna ilmu dan taqwanya kepada Allah SWT. Nabi Muhammad SAW memberikan makna pendidikan (At Tarbiyah) dengan istilah rabbaniyin dan rabbani seperti berikut. “Jadikanlah kamu para pendidik yang penyantun, ahli fiqih dan berilmu pengetahuan. Dan dikatakan pendidik “rabbani” apabila seseorang telah mendidik manusia dengan ilmu pengetahuan, dari sekecil-kecilnya sampai pada yang lebih tinggi”
Dari pemaparan diaatas kata al-rabbani diidentikkan dengan at-tarbiyah, yang berarti proses transformasi ilmu pengetahuan yang dilakukan secara bertahap. Proses tersebut dilakukan dengan proses pengenalan, hafalan dan ingatan yang belum menjangkau proses pemahaaman dan penalaran.
Sebaliknya bila, pengertian at tarbiyah disepadankan dengan rabbaniyin dan rabbaniyun sebagaimana dalam Al-Qur’an (Al- Imran :79 dan 146 )tersebut, maka makna at tarbiyah adalah proses transformasi ilmu pengetahuan dan sikap pada anak didik, yang mempunyai semangat tinggi dalam memahami dan menyadari kehidupannya sehingga terwujud ketaqwaan, budi pekerti dan pribadi yang luhur.
Sedangkan secara terminologi at tarbiyah menurut Al-Ghulayani adalah upaya penanaman etika yang mulia pada jiwa anak yang sedang tumbuh dengan cara memberi petunjuk dan nasehat, sehingga ia memiliki potensi-potensi dan kompetensi-kompetensi jiwa yang mantap yang dapat membuahkan sifat-sifat bijak, baik, cinta akan kreasi, dan berguna bagi tanah airnya.Kata At tarbiyah yang mempunyai arti pendidikan diartikan dengan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan sarana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Apabila kedua pemahaman pendidikan diatas disinergikan maka pendidikan merupakan upaya yang dilakukan secara bertahap dan sistematis dalam rangka menanamkan nilai-nilai luhur dalam diri peserta didik sehingga peserta didik memiliki sifat-sifat terpuji, memiliki kepribadian, kecerdasan, keterampilan dan mampu mengendalikan dirinya sehingga menjadi orang yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negaranya.
Ustad Karim Albastani mengartikan robb-robba (at-tarbiyah) ar-robb dengan tuan, pemilik, memperbaiki, perawatan tambah, mengumpulkan dan memperindah.
Ibnu Abdilah Muhammad bin Ahmad Al Anshori Al qurtubi memberikan arti ar-robb dengan tuan,pemilik, yang maha memperbaiki ,yang maha pengatur dan maha penambah.Ar-robb seperti dalam surat Al fatihah :
    
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
Rabb (Tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati yang Memiliki, mendidik dan Memelihara.
Al Jauhari memberi makna At- tarbiyah, robban dan robba dengan memberi makna at-tarbiyah dengan memberi makan,memelihara, dan mengasuh,memberi ilmu
            
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".( QS. Al israa : 24 )
Muhammad Jamaluddin al Qosimi mendefinisikan At- tarbiyah dengan: Proses penyampaian sesuatu sampai pada batas kesempurnaan yang dilakukan secara setahap demi setahap.
Abdul Fatah Jalal menyatakan bahwa tarbiyah adalah proses persiapan dan pemeliharaan anak didik pada masa kanak–kanak didalam keluarga.
At ta’dib adalah pengenalan dan pengakuan secara berangsur- angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu didalam tatanan penciftaan sedemikian rupa sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan kekuasaan dan keagungan tuhan didalam tatanan wujud dan keberadaannya
At-ta’lim adalah proses pemindahan ilmu pengetahuan transfer knowledge pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu. Jadi pengertian ayat-ayat filosofis tentang pendidikan adalah ayat- ayat yang mempunyai makna yang mendalam tentang pendidikan ( ayat- ayat tarbiyah )

2.2. AYAT-AYAT ALQUR’AN YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PENDIDIKAN
Ayat Al-Qur’an yang pertama kali turun adalah berkenaan disamping masalah keimanan juga pendidikan
                        
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(QS : Al’Alaq 1-5)

Dari ayat–ayat tersebut diatas dapatlah diambil suatu kesimpulan bahwa seolah-olah Tuhan berkata hendaklahlah manusia meyakini akan adanya Tuhan pencifta manusia ( dari segumpal darah ), selanjutnya untuk memperkokoh keyakinannya dan memeliharanya agar tidak luntur hendaklah melaksanakan pendidikan dan pengajaran, bahkan tidak hanya itu, Tuhan juga memberikan bahan ( materi/pendidikan agar manusia hidup sempurna di dunia ini). Allah berfirman :
               
Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar! ( QS. Al Baqarah : 31 )

Ayat ini menjelaskan bahwa untuk memahami segala sesuatu belum cukup kalau hanya memahami apa,bagaimana serta manfaat benda itu tetapi harus memahami sampai kehakikat dari benda itu.


2.2.1. Ayat- ayat yang berhubungan dengan pendidik
Imam AlGhazali mengemukakan pentingnya pekerjaan mengajar itu dengan dalil-dalil akal ”Mulia dan tidaknya pekerjaan itu di ukur dengan apa yang dikerjakan” . Guru mengolah manusia yang dianggap mahluk paling mulia dari seluruh mahluk Allah . Oleh karenanya dan dengan sendirinya pekerjaan mengajar sangat mulia. Pandangan Al- Ghazali dalam bidang karya mengajar ini sangat berpengaruh sekali terhadap para pengajar dan para mubalig serta merangsang mereka melakukan pekerjaan mengajar. Karena itulah muncullah guru – guru yang terkenal dan mereka mau mengajar tanpa mengharapkan imbalan materi, gaji, maupun honor
       • ••              
Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya," lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima.( QS. Ali Imran :187)

Dari ayat diatas dapatlah diambil suatu kesimpulan bahwa:
 Perbuatan mendidik/ menngajar adalah perintah yang wajib dilaksanakan dan barang siapa mengelak dari kewajiban ini diancam dengan kekangan api neraka
 Perbuatan mendidik / mengajar adalah perbuatan yang terpuji dan mendapat pahala dari Allah dengan pahala yang sangat banyak
 Perbuatan mendidik/mengajar adalah amal kebajikan yang dapat mendatangkan magrifah dari Allah
 Perbuatan mendidik/mengajar adalah perbuatan sangat mulia karena mengolah
organ manusia yang mulia
Dengan adanya seruan dari Allah dan perintah untuk melaksanakan pekerjaan sebagai pendidik ini maka umat Islam umumnya menyambut gembira. Karena itu kita saksikan mereka menunaikan pekerjaan itu dengan penuh sungguh- sungguh walaupun gajinya terbatas.
Abdurahman An- Nahlawi menyarankan agar guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik supaya memiliki sifat- sifat : Tingkah laku dan pola pikir guru bersifat Rabbani,sebagaimana telah dijelaskan dalam surat Ali Imran ayat 79 : ”Akan tetapi hendaklah kalian menjadi orang –orang Rabbani.” Yakni hendaklah kalian bersandar kepada Raab dengan menaatinya mengabdi kepada-Nya, mengikuti syarat-Nya dan mengenal sifat-Nya . jika guru telah memilki sifat rabbani maka dalam segala kegiatan mendidiknya akan bertujuan menjadikan pelajarnya orang- orang rabbani juga yaitu orang –orang yang melihat dampak dan dalil- dalil atas keagungan Allah.
Dalam pendidikan Islam pendidik memiliki arti dan peranan yang sanngat penting, hal ini disebabkan ia memilki tanggung jawab dan menentukan arah pendidikan.Islam mengangkat derajat dan memuliakan mereka melebihi dari pada orang Islam lainnya yang tidak berilmu pengetahuan dan bukan pendidik.
        
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ( QS. Al MujadAllah:11)

Selain itu guru harus dapat memberikan hadiah dan hukuman sesuai dengan usaha dan daya capai anak didik didalam rangka memberikan persuasi dan motivasi didalam proses belajar. Sebagaiman firman Allah dalam surat Al-Baqarah : 119
           
Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka.

Seadangkan secara global tugas–tugas diatas merupakan kegiatan dari keadaan yang dilakukan oleh nabi yaitu petama ketauladanan dengan mengaktualisasikan informasi yang telah diketahuinya yang kedua menyiapkan sahabat-sahabatnya yang dijadikan sebagai model-model untuk dicontoh oleh tabiin-tabiin tentang informasi – informasi yang telah diterima oleh nabi. Guru sebagai warasatul anbiya mempunyai fungsi untuk menjadi pengelola, pengarah belajar, sehingga pada peranannya guru harus mampu menjadi pemimpin, pembimbing pengawas, pendamping didalam mempelajari dan mencoba sesautu bahan pelajaran dan harus menjadi contoh yang baik bagi murid- muridnya.
2.2.2 Ayat- ayat yang berhubungan dengan peserta didik
Secara kodrati anak memerlukan pendidikan / bimbingan dari orang dewasa . Dasar kodrat ini dapat dimengerti dari kebutuhan –kebutuhan dasar yang dimilki oleh setiap anak yanng hidup didunia ini berdasarkan firman Allah :
    •     
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun(QS.An-Nahl:78)
Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa manusia itu untuk dapat menentukan status manusia sebagaimana mestinya harus mendapatkan pendidikan
Anak wajib dibawa kepihak yang baik dan luhur dan dijauhkan dari hal yang buruk dan hina. Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa mendidik anak adalah merupakan sesuatu hal yang mutlak dilaksanakan oleh pihak – pihak yang bertanggung jawab. Sebagaimana Firman Allah:
       
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka ( QS. Attahrim : 6)

Manusia adalah mahluk yang paling unik dibandingkan dengan mahluk- mahluk lainnya. Keunikan tersebut terletak pada manusia sebagai mahluk yang paling mulia sebagai kholifah dimuka bumi dan kelak diakhirat diminta pertanggung jawabannya.
     
Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?( QS. Al Qiyamah: 36)

Oleh karena itu manusia seyogyanya dibimbinng dan diarahkan sejak awal pertumbuhan agar kehidupannya berjalan mulus. Bimbingan yang dilakukan sejak dini mempunyai pengaruh yang sangat besar hal inilah yang melatar belakangi sabda Nabi yang memerintahkan agar manusia belajar sejak kecil.
•
Belajarlah ( Carilah ilmu ) sejak engkau dalam buaian (ayunan ) sampai keliang lahat

2.2.3. Ayat- ayat yang berhubungan dengan metode pendidikan Islam
Macam –macam tekhnik atau metode dalam mengajar
1. Teknik ceramah
Teknik ceramah adalah suatu teknik penyajian materi kepada anak didik yang disampaikan dengan lisan dan merupakan sesuatu uraian lengkap ceramah. Guru harus mengorganisasikan materi sedemikian rupa sehinnga sianak diberika gambaran secara keseluruhan terlebih dahulu kemudian menjelaskan kaitan–kaitannya satu sama lain pembahasan dan kemudian mengumpulkannya dengan pertimbangan dari kemungkinan rata-rata anak didik dapat menyerap materi itu dalam halini perlu diperhatikan faktor seks,umur,profesi,dan jenjang atau kelas atau pengalaman. Sebagaimana firman Allah dalam surat An- Nahl (16) : 125 )
             •     •       
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS. An-Nahl : 125)

2.Teknik tanya jawab
Teknik tanya jawab ialah suatu teknik mendidik dan mengajar dengan menggunakan tanya jawab tentang bahan (materi) yang akan dibahas yang dilakukan baik oleh guru maupun anak didik.teknik ini merupakan penjabaran dari pada teori ilmu jiwa yang berdasar pada rumus stimulus dan respons ( rangsangan dan jawaban ) yang bentuk – bentuknya secara bertahap juga disesuaikan dengan kemampuan rata- rata kelas.Sebagaimana firman Allah dalam surat An- Nahl: 43 dan Al- Anbiya : 7
                
Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui ( QS An-Nahl : 43)

               
Kami tiada mengutus Rasul Rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, Maka Tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.( QS. Al- Anbiya :7)
3. teknik diskusi
Diskusi adalah suatu teknik pendidikan yang digunakan untuk mendalami, memecahkan,dan mengembangkan gagasan melalui tanya jawab dan pernyataan- pernyataan pendapat baik yang positif maupun yang negatif,baik secara terbimbing maupun terbuka.Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nahl : 125
             •     •       
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.( QS. An- Nahl:125)

4. teknik pemberian tugas untuk belajar diluar kelas
Sering juga disebut dengan pekerjaan rumah yaitu pemberian tugas khusus diluar jam pelajaran. Dalam pelaksanaan teknik ini anak didik dapat mengerjakan tugasnya tidak hanya dirumah, tapi mungkin juga diperpustakaan, dilaboratorium, di masjid, dimasyarakat, dsb untuk dilaporkan kepada guru. Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al- Qiyamah: 17-18 dan Thaha : 114
•       •  
17. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.18. apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.(QS. Al- Qiyamah:17-18)
                   
Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan Katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."(QS. Thaha:114)

5.Teknik demontrasi dan eksperimen
Yang dimaksud dengan demontrasi adalah mengajar dengan jalan memberikan contoh atau menugasi anak didik untuk memberi contoh kepada yang lain.sedanngkan eksperimen adalah teknik pengajaran yang melibatkan anak didik dalam pekerjaan akademis, latihan dan pemecahan masalah atau topik. Sebagaimana firman Allah dalam surat Yunus:101
               
Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman".(QS. Yunus:101)

6.Teknik kerja kelompok
Teknik pendidikan yang menggunakan kelompok anak didik sebagai subjek kerja sama dalam, mempelajari, menghayati, mengamalkan, mengevaluasi, masalah/topik pembahasan. Sebagaimana firman Allah:
                              •    
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkAllah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.( QS. Ali Imran: 159)

7.teknik sosiodrama dan memainkan peran
Ialah bentuk teknik mengajar dengan memerankan prilaku dalam hubungannya dengan tugas yang diberikan kepada tiap tiap pemeran sesuai dengan naskahyang telah disusun.Sebagaimana firman Allah:
                     
Dan (dia berkata): "Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, Sesungguhnya akupun berbuat (pula). kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. dan tunggulah azab (Tuhan), Sesungguhnya akupun menunggu bersama kamu."(QS. Hud:93)

8.Pendidikan melalui Nasihat
Nasihat yang jelas dapat dipegangi adalah nasihat yang dapat dipegangi oleh nasihat yang dapat menggantungkan perasaan dan tidak membiarkan perasaan itu jatuh kebawah. Al-Qur’an sendiri penuh berisi nasihat-nasihat dan tuntunan-tuntunan seperti
              
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".( QS. Lukman :13)
2.2.4. Ayat-ayat yang berhubungan dengan materi pendidikan Islam
1. Pembelajaran akhlak pada anak
Islam mengajarkan agar orang tua membimbing anaknya agar memilki ahlak yang baik termasuk ahlak kepada Tuhan dan sesama.sebagaimana firman Allah :
                •                          •                                •               •                    •                  •         ••  •   •  •    •           •     
12. dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
13. dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
14. dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun,bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
15. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
16. (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui.
17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
18. dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
19. dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

Dari ayat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Islam mengajarkan agar anak sejak dini ditanamkan keyakinan agama,kesadaran moral,dan tanggung jawab sosial

2. Pendidikan Tauhid pada anak
               
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".(QS. Lukman :13)

2.2.5. Ayat –ayat yang berhubungan dengan tujuan pendidikan Islam
      
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.( QS. Az-zariyat:56)
 ••          
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.”(QS. Al-Baqarah:21)
Ringkasnya tujuan umum pendidikan ini adalah membina pserta didik agar menjadi hamba yang suka beribadah kepada Allah.


















BAB III
KESIMPULAN
3.1. KESIMPULAN
Ayat-ayat filosofis dalam Al-Qur’an tentang pendidikan adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan pendidikan. Ayat-ayat yang berhubungan dengan pendidikan dalam Al-Qur’an banyak diantaranya Ayat –ayat yang berhubungan dengan pendidik adalah QS. Ali Imran : 187, QS. Al- Mujadalah:11dan Al-Baqarah:119. Ayat-ayat yang berhubungan dengan peserta didik: QS.An-Nahl:78,QS.At-Tahrim: 6, QS.Al-Qiyamah: 36. Ayat-ayat yang berhubungan dengan metode/teknik pembelajaran : Ceramah: QS.An-Nahl: 125. Tanya jawab: An-Nahl:43. Diskusi: Al-Anbiya:7 dan An-Nahl:125. Teknik pemberian tugas: QS.Al-Qiyamah:17-18 dan Thaha:114. Teknik demontrasi: QS.Yunus:101. Tekinik kerja kelompok: QS.Ali Imran : 159. Teknik sosiodrama:QS.Huud: 93. Melalui nasihat :QS.Lukman:13. Ayat-ayat yang berhubungan dengan materi pendidik Islam:
Pendidikan akhlak pada anak:QS.Lukman : 12-19. Pendidikan tauhid : QS.Lukman :13
Tujuan pendidikan Islam: Az-zariyat:56dan Al-baqarah: 21

3.2 SARAN
Penyusun makalah ini manusia biasa yang banyak kelemahan dan kekhilafan. Maka dari itu penyusun menyarankan pada pembaca yang ingin mendalami masalah ayat- ayat filosofis Al-Qur’an yang berhubungan dengan pendidikan, setelah membaca makalah ini membaca sumber lain yang lebih lengkap.





DAFTAR PUSTAKA

Abd. Al Rahman al-Nahlawi; Prinsip-prinsip dan metode Pendidikan Islam, HerryNoer Ali Bandung, CV. Diponegoro.1989.
A.Sadali, dkkIslam untuk Disiplin Ilmu Pendidkan. Jakarta:PT. Bulan bintang. 1987.
Uhbiyati,Nur .Ilmu pendidikan Islam 1.Penerbit: CV Pustaka Setia. 1997.
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Rosdakarya. 1996,
As’aril Muhajir, Diktat Ilmu Jiwa Belajar.Tulungagung, STAIN. 2001.